- Wire Rope
- Wire Rope 19×7 IWRC Galv
- Wire Rope 19×7 IWRC Ungalv
- Wire Rope 1×7 Galv
- Wire Rope 35×7 WSC Galv
- Wire Rope 6×12 7FC Galv
- Wire Rope 6×12 FC Galv
- Wire Rope 6×19 IWRC Galv
- Wire Rope 6×19 IWRC Ungalv
- Wire Rope 6×24 FC Galv Powertec
- Wire Rope 6×36 IWRC Galv
- Wire Rope 6×36 IWRC Ungalv
- Wire Rope 6×37 IWRC Ungalv
- Wire Rope 6×7 FC Galv
- Wire Rope 7×7 Galv
- Wire Rope 8×19 FC Galv
- Wire Rope 8x19s fc Ungalv
- Wire Rope 1×19 Galv
- Wire Rope PVC 6×7
- Wire Rope PVC 6×12
- Wire Rope PVC 6×19
- Wire Rope SS 304
- Wire Rope SS 316
- Hoist
- Rigging Hardware
- Chain
- Sling Belt
- Winch
- Rope
- Load Restraint
- Lifting Clamp
- Girder Trolley
- Snatch Block
- Jack
- Tool & Accessories
- Material Handling
- Safety Equipment
- Spare Parts
- Custom Sling
Apa Itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk Industri Konstruksi (K3 Konstruksi)?
K3 Konstruksi atau yang biasa dikenal dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja biasanya merujuk terhadap rangkaian tindakan dan aktivitas yang dirancang guna meminimalisir penyakit dan risiko cedera terkait pekerjaan konstruksi. Kita ketahui bahwa industri konstruksi adalah industri dengan tingkat risiko kerja tinggi, seperti risiko kecelakaan maupun penyakit yang disebabkan oleh lingkungan atau paparan zat kimia berbahaya.
Tujuan dari K3 adalah untuk memproteksi atau melindungi karyawan terhadap penyakit dan cedera di tempat kerja, sekaligus dapat mempromosikan lingkungan aman dan sehat di tempat kerja. Upaya K3 di industri konstruksi mencakup perencanaan, pemakaian peralatan dengan tepat, pelatihan, dan juga evaluasi serta pemantauan terus menerus bagi Kesehatan serta keselamatan kerja.
Apa Itu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)?
Pengertian dari K3 Keselamatan Kerja adalah sebuah upaya dan tindakan yang biasanya dilakukan agar dapat melindungi karyawan di tempat kerja dari berbagai risiko yang bisa mengancam keamanan dan keselamatan para pekerja itu sendiri.
Definisi K3 kostruksi adalah sebuah regulasi atau himbauan yang biasanya digunakan untuk memberikan berbagai informasi terkait keselamatan, keamanan, dan juga kesehatan di tempat kerja kepada karyawan. Tentu saja, diharapkan agar terciptanya situasi yang aman dan nyaman, khususnya bagi karyawan.
Anda harus tahu jika keamanan dalam bisnis konstruksi adalahh aspek terpenting untuk menciptakan suasana proyek dengan aman. Hal tersebut tentu saja berfokus terhadap Kesehatan dan keselamatan dari para pekerja.
Karena karyawan yang terjaga kesehatannya serta terjamin keselamatannya saat bekerja bisa membuat mereka lebih produktif dan loyal sehingga proses kegiatan operasioal perusahaan semakin maksimal.
Peran K3 Konstruksi Sehari-hari
Keberhasilan konstruksi bangunan, bukan hanya dilihat berdasarkan kinerja karyawan yang ikut terlibat, melainkan juga dapat diliha dari ketahanan bangunan serta bagaimana manfaatnya bagi orang banyak. Selain itu, yang terpenting adalah terkait jaminan keselamatan karyawan selama berlangsungnya proses konstruksi.
Sedangkan proyek konstruksi sendiri mempunyai integritas kerja begitu tinggi. Hal tersebut terkait dengan adanya limit waktu menyelesaikan proyek konstruksi. Berdasarkan hal tersebut, dari sinilah peran K3 konstruksi. Ini dia peran K3 adalah sebagai berikut :
- K3 dalam bidang konstruksi berperan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat berbagai macam faktor, antara lain ketidaktahuan pemakaian alat berat, ketidaksinambungan pengawasan terhadap keselamatan, dan kurangnya koordinasi yang berlangsung antara pekerja.
- Tujuan K3 juga untuk menekan risiko Kesehatan para pekerja dalam bidang konstruksi, khususnya risiko terpapar bahaya fisik dan bahan kimia yang bisa saja terjadi saat melakukan pekerjaan konstruksi.
- K3 dalam bidang konstruksi biasanya melibatkan kepatuhan dan pemenuhan terhadap peraturan pemerintah mengenai K3.
- Pelatihan serta Pendidikan K3 dalam bidang konstruksi penting sekali dalam meningkatkan kesadaran karyawan terhadap bahaya dan risiko pekerjaan mereka dan cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
- K3 berperan memberikan edukasi, informasi terkait Kesehatan serta keselamatan kerja.
- Sebagai pedoman dalam menilai tingkat efektivitas program dan tindakan penanggulangan bahaya.
Peraturan K3 Konstruksi di Indonesia
Di negara Indonesia, ada beberapa regulasi dan peraturan yang didalamnya mengatur terkait K3 atau keselamatan dan Kesehatan kerja dalam bidang konstruksi, antara lain :
- Peraturan Pemerintah atau PP Nomor 50 tahun 2012 mengenai Penyelenggaraan Sistem Manajemen K3, yang mengatur mengenai tata cara dari penyelenggaraan manajemen K3 oleh pengusaha dari semua sektor, tidak terkecuali dalam bidang konstruksi.
- Peraturan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 mengenai Keselamata Kerja. Dalam peraturan ini, menyajikan dasar hukum perlindungan untuk keselamatan kerja kpada seluruh pekerja yang ada di Indonesia.
- SNI (Standar Nasional Indonesia) nomor 03-1732-2013 mengenai tata cara K3 dalam bidang konstruksi. Peraturan SNI ini mengenai tata cara operasi atau pelaksanaan K3 dalam proyek konstruksi, mencakup identifikasi risiko, pelatihan, penerapan atas tidakan pencegahan, monitoring, edukasi dan juga pengawasan.
Seluruh regulasi di atas bertujuan dalam meningkatkan keselamatan serta Kesehatan para pekerja yang bekerja dalam proyek konstruksi, sekaligus dapat memastikan keselamatan dan Kesehatan pekerja selama mengerjakan konstruksi.
Penerapan K3 dalam Bidang Konstruksi
Penerapan K3 konstruksi mencakup berbagai langkah yang wajib diikuti seluruh pihak yang ikut terlibat dalam pekerjaan konstruksi. Berikut penerapan dari K3 Keselamatan Kerja antara lain :
1. Melakukan Identifikasi
Langkah awal penerapan K3 Keselamatan Kerja yaitu melakukan identifikasi terhadap seluruh risiko yang terjadi dalam lokasi konstruksi. Tentu saja, hal tersebut mencakup identifikasi terhadap potensi bahaya kimia, biologis dan fisik, serta dari risiko psikososial dan ergonomic.
2. Melakukan Evaluasi
Jika anda sudah mengidentifikasi risiko, maka tahapan selanjutnya yaitu melakukan evaluasi terhadap risiko tersebut, dengan tujuan menetapkan tingkat bahanya, serta menentukan apa saja langkah-langkah untuk pencegahan yang dibutuhkan. Ada bisa mengevaluasi risiko melalui metode tertentu, antara lain seperti analisis EMEA atau analisis SWOT.
3. Melakukan Pengembangan Strategi
Jika risiko sudah teridentifikasi maupun dievaluasi, maka tahapan berikutnya mengembangkan strategi dari K3 Keselamatan Kerja yang tepat agar mengurangi atau mencegah risiko tersebut. Selain itu, strategi K3 paling tepat adalah harus meliputi tindakan preventif, dan memperhatikan berbagai aspek baik teknis maupun non teknis. Selain itu, strategi dari K3 harus disesuaikan berdasarkan karakteristik karyawan dan kondisi lapangan.
4. Melakukan Penerapan
Langkah penerapan K3 selanjutnya yaitu tahap implementasi atau peneraan strategi yang sudah anda buat di lapangan. Biasanya hal tersebut melibatkan semua pihak terkait, antara lain seperti pekerja, manajemen dan juga pihak kontraktor. Proses implementasi dari K3 mesti dilakukan dengan terencana dan sistematis, serta perlu disesuaikan berdasarkan kondisi dan situasi di lapangan.
5. Melakukan Monitoring
Pemantauan atau monitoring dan evaluasi dilakukan agar anda dapat mengevaluasi tingkat efektivitas strategi dari K3 yang sudah diterapkan sebelumnya. Tujuannya adalah agar anda dapat memastikan jika strategi K3 Keselamatan Kerja yang sudah dikembangkan bisa meminimalisir risiko, sekaligus dapat meningkatkan keselamatan maupun Kesehatan kerja di dalam proyek konstruksi.
Pemantauan dan evaluasi harus anda lakukan dengan cara terus-menerus, karenanya strategi K3 bisa anda perbaiki dan tingkatkan sesuai kebutuhan maupun kondisi yang ada di lapangan.
Proses pengembangan strategi dari K3 di bidang konsruksi wajib dilakukan secara terncana dan hati-hati, melibatkan semua pihak terkait. Dengan tujuan, agar dapat meminimalisir risiko kerja maupun Kesehatan dan keselamatan kerja.
Kategori Pekerja dalam Bidang Konstruksi
Pekerja di bidang konstruksi bisa dikategorikan melalui beberapa faktor, antara lain keterampilan, jenis pekerjaan, status dan pengalaman kerja. Namun untuk kategori pekerja di bidang konstruksi yang terkait dengan pelaksanaan dan penerapan K3 adalah sebagai berikut :
1. Pekerja Konstruksi Lapangan
Kelompok pekerja ini biasanya mencakup buruh bangunan, tukang bangunan, hingga pekerja konstruksi secara umum. Kategori pekerja ini bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan konstruksi dengan ketahanan tubuh dan keahlian fisik yang baik.
Mengingat pekerjaan konstruksi lapangan melibakan risiko terjadinya cedera fisik, maka pekerja perlu memahami sekaligus menerapkan standar dari keselamatan kerja, seperti dalam pemakaian APD (Alat Pelindung Diri), menghindari tindakan tertentu yang bisa berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain di temapt kerja, serta melakukan pemeriksaan Kesehatan secara rutin.
2. Teknisi Konstruksi
Biasanya teknisi konstruksi memiliki tanggung jawab dalam perhitungan, perencanaan serta memantau pekerjaan konstruksi di lapangan. Pihak ini harus memahami sekaligus menerapkan standar K3 Keselamatan Kerja dan memastikan jika semua pekerja yang ada di lapangan telah mematuhi aturan K3 yang sudah ditetapkan.
3. Insinyur Konstruksi
Profesi atau kategori pekerja ini bertanggung jawab dalam merencanakan, mengelola dan mengawasi proyek konstruksi. Insinyur konstruksi wajib memahami sekaligus dapat menerapkan standar K3 yang berlaku dan juga memastikan jika seluruh pekerja di lapangan telah mematuhi aturan K3 yang sudah ditetapkan. Tidak hanya itu, pekerja ini juga wajib memastikan jika semua bahan dan peralatan konstruksi yang dipakai telah memenuhi standar kualitas dan keselamatan yang sudah ditetapkan.
4. Pengawas Konstruksi
Profei ini bertanggung jawab dalam memastikan jika pekerjaan konstruksi telah sesuai standar dan spesifikasi yang sudah ditentukan. Mereka wajib menerapkan dan memahami standar keselamatan kerja di setiap proyek konstruksi dan memastikan jika seluruh pekerja yang ada di lapangan mempunyai APD yang memadai.
Prinsip Keselamatan Kerja dalam Bidang Konstruksi
Prinsip keselamatan kerja di bidang kostruksi biasanya mencakup beberapa langkah yang perlu diambil guna memastikan keselamatan dan Kesehatan para pekerja proyek. Ini ulasannya :
1. Perencanaan Keselamatan
Penting sekali melakukan perencanaan keselamatan untuk identifikasi potensi dari risiko kerja sekaligus dapat mengambil upaya pencegahan yag dibutuhkan untuk mengurangi risiko tersebut. Mencakup pengembangan dari rencana keselamatan kerja, identfikasi potensi dan penanganan, serta penilaian risiko.
2. Edukasi dan Pelatihan
Karyawan yang ikut terlibat dalam pekerjaan konstruksi harus mendapatkan edukasi tentang keselamatan kerja, meliputi pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) serta bagaimana tata cara menjalankan pekerjaan denga naman.
3. Pemakaian APD
Para pekerja wajib memakai APD yang tepat agar terlindungi dari risiko bahaya fisik, antara lain seperti kacamata pelindung, sarung tangan, sepatu keselamatan, dan helm keselamatan.
Baca Juga: 16 Jenis Alat Pelindung Diri (APD) dan Keselamatan Kerja
4. Pengawasan
Melakukan pengawasan dan memastikan bahwa pekerja sudah menggunakan APD yang tepat dan sesuai untuk mencegah risiko bahaya saat pekerjaan proyek konstruksi berlangsung.
Pentingnya keselamatan kerja
Keselamatan kerja memiliki peranan bagi setiap industri, terutama industri konstruksi. Ini dia alasan kenapa K3 sangat penting bagi industri konstruksi, berikut ini :
1. Tingginya Risiko Kecelakaan Kerja
Industri konstruksi biasanya terkenal dengan pekerjaan yang tingkat kecelakaan tinggi, sehingga seringkali menyebabkan cedera serius kepada para pekerjanya bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penyebabnya adalah karena aktivitas yang cukup banyak dalam industri konstruksi dengan melibatkan pemakaian alat-alat berat, zat kimia berbahaya, hingga lokasi pekerjaan di ketinggian.
2. Risiko Kesehatan
Tidak sedikit pekerjaan dalam bidang industri konstruksi, melibatkan penggunaan zat kimia yang berbahaya, yang bisa menyebabkan risiko penyakit kronis dalam jangka panjang, baik itu asma maupun kanker paru-paru.
3. Biaya Mahal
Risiko terjadinya cedera dan kecelakaan kerja di industri konstruksi membutuhkan biaya yang sangat mahal, entah itu bagi karyawan maupun perusahaan. Adapun biaya yang dimaksud bisa mencakup biaya medis, biaya hukum akibat gugatan, atau kehilangan upah yang disebabkan absen kerja.
4. Reputasi Perusahaan
Perusahaan konstruksi termasuk perusahaan yang terbilang sangat kompetitif. Biasanya perusahaan mempunyai reputasi buruk dalam keselamatan kerja sehingga bisa menyebabkan kehilangan kontrak dan proyek yang bernilai besar, bahkan bisa kehilangan peluang bisnis yang terjadi di masa mendatang.
Pembinaan K3 Konstruksi
Di bawah ini, ada beberapa cara untuk pembinaan keselamatan kerja di industri konstruksi, diantaranya :
- Pelatihan
Para tenaga kerja mesti dilatih mengenai prinsip-prinsip dari K3, termasuk cara memakai peralatan atau APD dengan benar dan aman, sekaligus mengidentifikasi risiko potensial dan mengatasinya. Untuk pelatihan ini, wajib diberikan berkala agar memastikan karyawan selalu memperbaharui wawasan mereka.
- Inspeksi
Pihak perusahaan wajib melakukan inspeksi dengan rutin terhadap peralatan, fasilitas dan juga APD guna memastikan semuanya dapat berfungsi secara maksimal, serta sudah memenuhi standar K3 yang diperlukan.
- Identifikasi Risiko
Pihak perusahaan mesti mengidentifikasi risiko yang ada di lingkungan kerja, mengambil tindakan dengan tepat dan mengevaluasi risiko.
- Motivasi
Motivasi bisa meningkatkan kesediaan dan kesadaran karyawan dalam mematuhi standar K3. Pihak manajemen perlu memberikan penghargaan dan insentif kepada para pekerja yang telah mematuhi standar K3.
- Evaluasi
Perusahaan wajib mengevaluasi secara berkala dalam menilai tingkat efektivitas program K3 dan harus melakukan perbaikan apabila diperlukan.
Pembinaan terhadap K3 Keselamatan Kerja secara efektif, bisa memastikan lingkungan tempat kerja yang sehat dan aman bagi karyawan, dan dapat membantu pihak perusahaan untuk mematuhi standar K3 yang dibutuhkan. Di samping itu, pembinaan juga bisa meningkatkan efisiensi, produktivitas dan reputasi.