- Wire Rope
- Wire Rope 19×7 IWRC Galv
- Wire Rope 19×7 IWRC Ungalv
- Wire Rope 1×7 Galv
- Wire Rope 35×7 WSC Galv
- Wire Rope 6×12 7FC Galv
- Wire Rope 6×12 FC Galv
- Wire Rope 6×19 IWRC Galv
- Wire Rope 6×19 IWRC Ungalv
- Wire Rope 6×24 FC Galv Powertec
- Wire Rope 6×36 IWRC Galv
- Wire Rope 6×36 IWRC Ungalv
- Wire Rope 6×37 IWRC Ungalv
- Wire Rope 6×7 FC Galv
- Wire Rope 7×7 Galv
- Wire Rope 8×19 FC Galv
- Wire Rope 8x19s fc Ungalv
- Wire Rope 1×19 Galv
- Wire Rope PVC 6×7
- Wire Rope PVC 6×12
- Wire Rope PVC 6×19
- Wire Rope SS 304
- Wire Rope SS 316
- Hoist
- Rigging Hardware
- Chain
- Sling Belt
- Winch
- Rope
- Load Restraint
- Lifting Clamp
- Girder Trolley
- Snatch Block
- Jack
- Tool & Accessories
- Material Handling
- Safety Equipment
- Spare Parts
- Custom Sling
Ketahui! Perbedaan Bahan Stainless Steel 304 vs 316
Stainless steel adalah salah satu bahan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan sering kita temukan pada peralatan memasak. Menariknya lagi, stainless steel sampai saat ini tetap menjadi material yang digemari karena lebih tahan lama, mudah dibersihkan dan bersifat food grade. Di samping keunggulannya, ternyata bahan stainless steel sendiri terdiri dari berbagai jenis. Beberapa diantaranya ada stainless steel 316 dan Stainless steel 304. Meskipun jenis lain juga sering kita jumpai seperti yang berkode 416, 201 dan lainnya.
Sebenarnya, untuk apa sih penggunaan kode pada stainless steel 316, stainless steel 306, atau yang lainnya? Pengkodean pada bahan stainless steel itu sendiri biasanya menunjukkan kualitas stainless steel itu sendiri.
Apa Itu Stainless Steel?
Sebelum membahas perbedaan rantai stainless steel 316 dengan stainless steel 304, kita harus tahu apa itu stainless steel. Kita tahu bahwa setiap baja mempunyai komposisi dasar besi dan karbon yang sama. Namun stainless steel juga ternyata mengandung komposisi chrome, sebagai paduan yang dapat memberikan ketahanan korosi yang sudah cukup terkenal pada material stainless steel itu sendiri.
Ada beberapa tingkatan pada stainless steel dengan masing-masing memiliki komposisi paduan yang berbeda. Maka dari itu karakteristik fisiknya pun sedikit berbeda.
Namun kita harus tahu bahwa stainless steel setidaknya harus mengandung 10,5% chromium. Biasanya tergantung dari kelasnya, mungkin mengandung kadar kromium yang jauh lebih tinggi dan bahan panduan tambahan lainnya. Sebut saja seperti molybdenum, titanium, nikel, tembaga, aluminium, selenium, fosfor atau nitrogen.
Chromium pada stainless steel membantu proses pengikatan oksigen ke bagian permukaan material stainless steel, untuk kemudian melindungi besi terhadap proses oksidasi sebagai penyebab karat. Tingginya kandungan chromium tentu bisa berpengaruh terhadap ketahanan stainless steel pada karat atau korosi.
Sedangkan kandungan nikel dalam stainless steel biasanya berguna untuk meningkatkan daya tahan SS (stainless steel) pada proses pengkaratan alias oksidasi. Dengan kandungan yang tinggi pada nikel membuat peralatan dari stainless steel menjadi lebih kebal korosi.
Sementara komposisi kandungan lainnya yang berbeda pada nikel, chromium, besi, karbon atau lainnya, membuat kode SS-nya pun berbeda.
Stainless Steel yang Banyak Digunakan
Ada 2 kode stainless steel yang paling banyak digunakan yaitu stainless steel 304 dan stainless steel 316. Perbedaan utama pada keduanya ialah penambahan molybdenum. Kandungan ini merupakan paduan yang dapat meningkatkan ketahanan secara drastis terhadap korosi, khususnya pada lingkungan yang mengandung klorida atau garam lebih banyak.
Salah satu perbedaan rantai Stainless steel 316 mengandung molybdenum, sedangkan pada stainless steel 304 tidak.
Untuk kebutuhan peralatan luar ruangan seperti bollard dan rel. Stainless steel adalah bahan tahan korosi yang ideal akan tetapi hanya akan tahan terhadap paparan jangka panjang jika kadarnya sesuai untuk lingkungan. Stainless steel 304 adalah pilihan yang praktis dan ekonomis untuk sebagian besar lingkungan. Namun tidak mempunyai ketahanan klorida dibandingkan stainless steel 316 .
Stainless steel 316 lebih efektif jika digunakan di area yang memiliki paparan klorida tinggi terutama di jalan raya atau dekat air laut. Setiap aplikasi stainless steel sendiri menawarkan permintaan yang unik dan memerlukan stainless steel sesuai dengan tugasnya.
Namun selain stainless steel 316 dan stainless steel 304, ada lagi yang paling umum digunakan, yaitu kode 430 dan 409.
Perbedaan Rantai Stainless Steel 304 dan Stainless Steel 316
Agar kita lebih memahami perbedaan antara stainless steel 316 dan stainless steel 304, mari kita bahas satu per satu tentang kedua rantai stainless steel tersebut:
Stainless Steel 304
Stainless steel 304 adalah bentuk stainless steel paling umum diaplikasikan di seluruh dunia karena memiliki kualitas dan ketahanan yang sangat baik terhadap korosi. Stainless steel 304 ini mengandung setidaknya 16-24% chromium dan 35% nikel dan sejumlah kecil mangan dan karbon.
Adapun bentuk paling umum pada stainless steel 304 ialah stainless steel 18-8 (18/8), artinya yang mengandung 18% chromium dan 8% nikel.
SS 304 bisa menahan korosi pada sebagian besar asam pengoksidasi. Daya tahan tersebut membuat SS 304 ini gampang dibersihkan dan karenanya material ini ideal untuk aplikasi makanan dan dapur. Alat ini juga berguna untuk dekorasi, bangunan dan perabotan.
SS 304 memang mempunyai satu kelemahan, yaitu rentan terhadap korosi larutan klorida atau dari lingkungan pantai. Ion klorida bisa menciptakan area korosi terlokalisir yang disebut sebagai pitting. Kemudian ia bisa menyebar di bagian bawah pelindung chromium untuk mengkontaminasi struktur internal.
Penggunaan umum stainless steel 304 sendiri diantaranya untuk tangki penyimpanan, pengencang dan perangkat keras finishing, panci dan wajan, peralatan rumah tangga, tabung peralatan. Wastafel dan perangkat keras dekoratif atau arsitektur dalam ruangan.
Stainless Steel 316
Stainless steel 316 merupakan bentuk stainless steel kedua yang paling umum digunakan. SS 316 ini mempunyai sifat mekanik dan fisik hamper sama seperti SS 304, dan mengandung bahan make up serupa. Hanya saja perbedaannya ialah stainless steel 316 mengandung sekitar 2-3% molybdenum. Penambahan kandungan ini dapat meningkatkan ketahanan korosi, terutama terhadap klorida dan pelarut industri lainnya.
SS 316 mempunyai tambahan molybdenum yang memberikan ketahanan terhadap klorida maupun bahan kimia pengolahan yang lainnya.
Biasanya stainless steel 316 diaplikasikan di berbagai aplikasi industri yang melibatkan bahan kimia, dan lingkungan yang memiliki salinitas tinggi seperti daerah pesisir pantai. Karena memiliki kualitas yang non reaktif, SS 316 juga diaplikasikan dalam pembuatan instrumen bedah medis.
Alternatis grade seri 300 mengandung sampai 7% molybdenum. Bahan ini memberikan ketahanan klorida lebih baik, namun ketahanan tersebut hanya dibutuhkan dalam konsentrasi tinggi.
Pemakaian umum SS 316, diantaranya ialah untuk manufaktur farmasi, manufaktur kimia, transportasi industri dan kimia, bejana tekan, tangki dan pipa untuk aplikasi kimia, peralatan medis baja non bedah, peralatan laut, dapur komersial, perabotan luar ruangan, peralatan komersial dan proses produksi di lingkungan yang berkadar garam tinggi.
Aplikasi Multifungsi
Baik stainless steel 316 maupun 304 memanfaatkan nikel untuk mempertahankan komposisi austenitic pada suhu lebih rendah. Baja austenitic dapat memastikan kemampuan kerja, keseimbangan kekuatan dan ketahanan korosi yang serbaguna, menjadikannya ideal untuk fitur arsitektur luar ruangan, peralatan pemrosesan makanan dan instrumentasi bedah.
Manfaat utama stainless steel diantaranya masa penggunaan yang lama dan akan mempertahankan hasil akhir yang menarik. Stainless steel yang selalu dirawat dan dibersihkan dengan benar tentu saja membutuhkan biaya perawatan lebih rendah.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai stainless steel silahkan cek disini, atau jika Anda ingin meminta penawaran untuk proyek khusus, maka Anda bisa menghubungi Megajaya.co.id segera. Karena Semua peralatan industri yang Anda butuhkan tersedia di Megajaya. Anda juga bisa mendapatkan konsultasi mengenai peralatan industry langsung di megajaya.
Baca Juga:
- Mengenal Tipe-tipe Stainless steel: Sejarah, Material Pembuatan, Kategori, Hingga Jenis Grade (Part 1)
- Mengenal 5 Kategori Jenis Stainless Steel: Austenitic, Ferritic, Martensitic, Duplex, Precipitation-Hardened (PH) (Part 2)
- Mengenal Jenis-jenis Stainless Steel Grade: 200 Series, 300 Series, 400 Series (Part 3)
- Kenali 11 Produk Stainless Steel Unggulan Untuk Alat Lifting