Artikel, Chain

Stainless Steel vs Galvanis: Mana yang Lebih Kuat dan Cocok untuk Kebutuhan Anda?

Stainless Steel vs Galvanis: Mana yang Lebih Kuat dan Cocok untuk Kebutuhan Anda?

 

Jika Anda tengah mencari bahan logam yang kokoh untuk proyek Anda, pemilihan antara stainless steel vs galvanis bisa menjadi keputusan penting. Kedua jenis logam ini kerap kali digunakan karena memiliki kekuatan yang sama imbangnya. Namun, sebenarnya masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan yang unik.

Sebelum menentukan pilihan, ada baiknya jika kita memahami terlebih dahulu apa yang membuat keduanya berbeda dan seberapa besar kekuatannya dalam menghadapi berbagai kondisi. Mari kita kupas perbedaan kekuatan dan daya tahan antara stainless steel vs galvanis.

Pengertian Stainless Steel dan Galvanis

Stainless Steel

Baja tahan karat, atau sering disebut juga dengan stainless steel, adalah campuran logam yang terdiri dari besi dan kromium. Agar bisa disebut stainless steel, kandungan kromium dalam logam ini harus mencapai minimal 10,5%. Kromium ini sangat penting karena berfungsi sebagai pelindung alami yang mencegah terjadinya korosi pada permukaan logam.

Dengan kandungan kromium, stainless steel mampu membentuk lapisan oksida yang tahan karat, sehingga menjadikannya pilihan utama dalam aplikasi yang membutuhkan ketahanan tinggi terhadap karat dan panas. Selain kromium, stainless steel juga dipadukan dengan elemen lain seperti nikel, molibdenum, titanium, dan nitrogen.

Kombinasi yang ada ini dirancang sesuai dengan kebutuhan spesifik untuk memberikan ketahanan yang lebih kuat terhadap korosi dalam lingkungan tertentu. Selain itu, kombinasi ini digunakan untuk meningkatkan ketahanan terhadap oksidasi pada suhu tinggi.

Baca juga: Kenali 11 Produk Stainless Steel Unggulan Untuk Alat Lifting

Galvanis

Baja galvanis adalah jenis baja yang dilapisi seng melalui proses yang disebut galvanisasi. Lapisan seng ini berfungsi sebagai pelindung baja dari korosi dan karat, terutama ketika baja terpapar elemen luar seperti kelembapan atau air. Proses galvanisasi sering dilakukan dengan metode hot-dip galvanizing, yaitu mencelupkan baja ke dalam seng cair sehingga lapisan seng melekat sempurna pada permukaannya.

Lapisan seng ini tidak hanya melindungi baja secara fisik, tetapi juga berperan sebagai pengorbanan elektrokimia, yaitu jika lapisan seng mengalami kerusakan, yang pertama kali akan berkorosi adalah seng sebelum baja di dalamnya.

Karena adanya lapisan seng ini, baja galvanis sering digunakan dalam konstruksi yang membutuhkan daya tahan terhadap korosi namun tetap memiliki kekuatan struktural. Baja galvanis ideal untuk aplikasi luar ruangan atau area yang memiliki tingkat kelembapan tinggi, seperti pembuatan tiang listrik, struktur bangunan ringan, dan pagar.

Baca juga: Galvanis: Pengertian, Proses Pembuatan, Metode hingga Jenisnya

Perbedaan Kekuatan Material Stainless Steel vs Galvanis

Setelah memahami sedikit tentang karakteristik dasar stainless steel dan galvanis, mari kita membahas bagaimana kekuatan keduanya jika dibandingkan secara langsung.

Ketahanan Karat dan Korosi

Dalam hal ketahanan terhadap korosi, stainless steel dikenal memiliki keunggulan yang luar biasa. Kandungan kromium di dalamnya menciptakan lapisan oksida pelindung yang menghalangi oksigen untuk mencapai permukaan baja, sehingga korosi dapat dicegah. Namun, perlu diingat bahwa dalam kondisi lingkungan ekstrem atau jika permukaannya tergores, lapisan oksida ini bisa rusak, yang dapat memungkinkan terjadinya korosi.

Di sisi lain, galvanis juga cukup stabil dalam menghadapi korosi. Lapisan seng yang melapisi baja galvanis berperan melindungi baja dari oksidasi. Ketika oksigen berinteraksi dengan seng, terbentuklah lapisan seng oksida yang menjadi penghalang antara baja dan elemen korosif. Namun, lapisan ini lama-kelamaan bisa terkikis akibat faktor lingkungan. Jika lapisan seng hilang, maka baja akan rentan terhadap korosi.

Daya Tahan Material

Pada stainless steel, elemen seperti kromium, nickel, dan molibdenum menambah kekuatan dan ketahanan terhadap suhu tinggi, membuatnya tahan lama dan keras. Khususnya, jenis stainless steel martensitik memiliki ketahanan yang lebih tinggi dan cocok untuk aplikasi dengan tuntutan ketangguhan tinggi.

Sementara itu, baja galvanis juga memiliki ketahanan yang baik, terutama berkat lapisan pelindung sengnya. Namun, karena lapisan ini bisa terkikis seiring waktu, ketahanannya terhadap korosi dapat menurun, dan baja di dalamnya menjadi rentan. Hal ini membuat baja galvanis lebih cocok untuk penggunaan jangka pendek atau aplikasi di luar ruangan dengan perawatan berkala.

Kekuatan Material

Stainless steel memiliki kekuatan yang tidak ada bandingannya dibandingkan baja galvanis. Struktur kristalin stainless steel, khususnya yang bersifat autentik, mampu menyerap karbon dalam jumlah besar, sehingga menciptakan jaringan yang kuat dengan kekuatan tarik berkisar antara 500 hingga 2000 MPa.

Sebaliknya, baja galvanis memiliki kekuatan tarik yang lebih rendah, umumnya antara 300 hingga 500 MPa. Selain itu, proses produksi baja galvanis lebih fokus pada pelapisan seng dibandingkan penguatan material. Berbeda dengan stainless steel yang diproduksi melalui metode pemesinan presisi untuk memastikan kekerasannya.

Fleksibilitas

Baja galvanis cenderung lebih mudah dibentuk dibandingkan stainless steel karena tidak memiliki komponen seperti kromium dan nikel yang keras. Dalam aplikasi pembengkokan, stainless steel biasanya membutuhkan gaya lebih besar untuk mencapai tingkat lengkungan yang sama seperti galvanis.

Saat dihadapkan pada aplikasi pengelasan, baja galvanis cenderung lebih mudah untuk dilas karena kemampuannya untuk menahan deformasi tanpa retak. Sebaliknya, stainless steel cenderung lebih sulit untuk dilas karena resistansi oksidasi dan fleksibilitas yang lebih rendah.

Tahan Panas

Stainless steel memiliki ketahanan suhu tinggi yang lebih unggul, mampu bertahan hingga 1500 derajat Fahrenheit tanpa kehilangan kekuatannya. Sebaliknya, baja galvanis akan mulai terdegradasi pada suhu sekitar 400 derajat Fahrenheit, yang membuatnya kurang cocok untuk aplikasi dengan suhu ekstrem.

Kelebihan dan Kekurangan Material Stainless Steel dan Galvanis

Jika sebelumnya Anda telah mengetahui kekuatan dari masing-masing material, berikut ini perbandingan singkat keunggulan dan kelemahan dari masing-masing material, sehingga Anda bisa memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek Anda.

Kelebihan dan Kekurangan Material Stainless Steel dan Galvanis

Aplikasi Penggunaan Stainless Steel dan Galvanis

Dalam berbagai industri, kedua jenis baja ini sering digunakan, terutama dalam bentuk rantai yang memiliki peran penting dalam aplikasi berat maupun ringan. Mega Jaya menawarkan rantai berkualitas tinggi dari kedua jenis material ini untuk memenuhi kebutuhan Anda di berbagai sektor.

  • Rantai Stainless Steel (SS Chain): Produk rantai stainless steel di Mega Jaya sangat cocok untuk lingkungan dengan kelembapan tinggi atau suhu ekstrem, seperti aplikasi kelautan atau area terbuka yang membutuhkan ketahanan yang kuat terhadap korosi. Untuk informasi lebih lanjut tentang produk ini, kunjungi produk SS Chain.
  • Rantai Galvanized (Galv Chain): Untuk kebutuhan yang lebih ringan hingga sedang, terutama di lingkungan yang relatif kering, rantai galvanis dari Mega Jaya dapat menjadi solusi yang lebih ekonomis. Rantai galvanis menawarkan ketahanan yang baik dengan harga yang lebih terjangkau. Untuk informasi lebih lanjut, lihat detail lengkapnya di produk Galv Chain.

Tips Memilih Material: Stainless Steel atau Galvanis?

Dalam memilih antara material stainless steel dan galvanis, penting bagi Anda memahami karakteristik masing-masing agar dapat sesuai dengan kebutuhan spesifik Anda. Berikut beberapa poin yang bisa Anda pertimbangkan:

  • Kekuatan Struktur: Jika Anda membutuhkan material untuk komponen struktural yang memerlukan daya tahan tinggi, stainless steel hampir selalu lebih kuat daripada galvanis.
  • Ketahanan Korosi: Stainless steel menawarkan perlindungan korosi yang lebih baik, terutama di lingkungan laut. Jika Anda bekerja di lokasi yang sering terpapar air atau kelembapan tinggi, stainless steel adalah pilihan yang tepat.
  • Toleransi Panas: Kedua material ini memiliki toleransi panas yang cukup baik dalam mempertahankan kekuatan struktural, tetapi perlu diingat bahwa lapisan seng pada baja galvanis bisa meleleh pada suhu sekitar 400 derajat Fahrenheit, sementara stainless steel dapat bertahan hingga suhu yang lebih tinggi.
  • Harga: Galvanis hampir selalu lebih terjangkau dibandingkan stainless steel. Jika biaya menjadi faktor utama, galvanis bisa menjadi pilihan yang lebih ekonomis. Namun, jika masa pakai yang lama menjadi prioritas, stainless steel akan lebih unggul dalam jangka panjang.

Jadi, Mana yang Lebih Kuat: Stainless Steel vs Galvanis?

Ketika dibandingkan dalam ketebalan dan bentuk yang sama, stainless steel secara konsisten lebih kuat daripada galvanis. Salah satu cara untuk membandingkannya adalah melalui kekuatan tarik (tensile strength) dari masing-masing material.

Secara spesifik, kekuatan tarik stainless steel berkisar antara 500 hingga 2000 MPa. Sebagai perbandingan, baja galvanis memiliki kekuatan tarik lebih kecil dari stainless steel. Namun, perlu diingat bahwa masing-masing material memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang lebih unggul untuk kebutuhan Anda.

Apapun material yang cocok untuk Anda, jika Anda membutuhkan stainless steel atau galvanis, Mega Jaya menyediakan rantai stainless steel dan galvanis berkualitas tinggi sesuai kebutuhan Anda. Untuk informasi lebih lanjut atau ingin berkonsultasi tentang produk yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, kunjungi produk rantai stainless steel dan galvanis kami di sini.

Apabila membutuhkan pertanyaan yang lebih mendalam, kami sangat mengundang Anda untuk menghubungi tim kami melalui WhatsApp. Silakan tanyakan kebutuhan Anda dan kami siap membantu Anda!